Kamis, 21 Maret 2013

Dokument Kegiatan siswa

 Kegiatan Rutin Upacara Bendera Pada Hari Senin
 Siswa-siswi mengikuti kegiatan Upacara Bendera
 Dewan Guru ikut serta dalam upacara
Rapat wali murid

Selasa, 19 Maret 2013

Hakikat rasa ingin tahu anak usia dini

Hakikat rasa ingin tahu anak usia dini. a. Hakikat rasa ingin tahu aud Rasa ingin tahu adalah suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar, terbukti dengan pengamatan pada spesies hewan manusia dan banyak. Istilah ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan perilaku itu sendiri disebabkan oleh emosi rasa ingin tahu. Seperti emosi Rasa ingin tahun merupakan dorongan untuk tahu hal-hal baru, rasa ingin tahu adalah kekuatan pendorong utama di balik penelitian ilmiah dan disiplin ilmu lain dari studi manusia. Rasa ingin tahu merupakan setiap perilaku alami ingin tahu, terbukti dengan pengamatan di banyak spesies hewan, dan merupakan aspek emosional dari makhluk hidup yang menimbulkan eksplorasi, investigasi dan belajar. Pada dasarnya, itu menggambarkan jumlah yang tidak diketahui mekanisme psikologis dari perilaku yang memiliki efek mendorong umat untuk mencari informasi dan interaksi dengan lingkungan alam dan makhluk lain di lingkungan. Rasa ingin tahu sebagian besar merupakan naluri alami, rasa ingin tahu menganugerahkan manfaat kelangsungan hidup untuk spesies tertentu, dan dapat ditemukan dalam genom mereka. Itu wajar yang terjadi pada manusia, hewan dan khususnya bayi / balita.Meskipun manusia kadang-kadang dianggap sangat sangat ingin tahu, kadang-kadang tidak begitu banyak seperti pada hewan lain. Apa yang tampaknya terjadi adalah rasa ingin tahu manusia dikombinasikan dengan kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menyebabkan mimesis, fantasi dan imajinasi, akhirnya menimbulkan cara unik manusia berpikir ("akal manusia"), yang abstrak dan sadar. b. Pengembangan rasa ingin tahu aud Rasa Anak ingin tahu sudah terlihat sejak saat kehidupan awal individu, semenjak awal kelahiran bayi sudah memperhatikan keinginan untuk menguasai lingkungan sekitar mereka, begitu tingkah laku bayi yang menunjukan penguasaan lingkungan diantaranya adalah saat berguling, duduk ,berjalan dan berbicara . bayi akan memalingkan anggota tubuhnya terhadap rangsangan cahaya dn bunyi – bunyi benda disekitar mereka.menurut Shapiro (1997) bahawa rasa ingin tahu ada sejakkehidupan bayi mempunyai rasa ingin tahu tentang dunia.contohnya, bila kita letakan jari kita ditelapak tangan bayi , ia akan mengenggam jari kita ,kemudia bila bayi didudukan dipangkuan kita, matanya akan terbuka lebar ia akan memandang sekeliling.bredkamp ( 1987 ) mengatakan bahwa bayi dan anak usia dini belajar dengan mengeksperimen lingkungan melalui , melihat ,mendengar , mencoba , tersenyum dan merasa dan menggerakan anggota tubuh , belajar melalui interaksi soosial. Reaksi bayi mengekspresikan keiingintahuannya mereka dengan menegangkan otot muka , membuka mulut, menjulurkan lidah dan merengutkan dahi. Pertambahan usia dan pengalaman anak, sekaligus mendorong perkembangan rasa ingin tahu mereka, rasa ingin tahu anak tidak hanya saja terhadap dirinya sendiri tetapi juga terhadap lingkungan sekitar mereka. Mayesky ( 1990 : 42 ) mengatakan bahwa setia usia masing – masing anak memiliki cara sendiri dalam merespon terhadap dunianya Keingin tahuan anak terhadap dirinya sendiri terwujud dalam bentuk keingin tahuan mereka mengetahui tubuh , bagian tubuh , fungsi masing – masing bagian tubuh mereka , keingintahian anak juga berkembang terhadap orang mislkan anak bertanya mengapa orang berppakai an ,bekerja dan berbicara dan mengapa orang yang lebih tua berbeda dengan orang yang lebih muda. Anak usia prasekolah juga ing intahu dengan berbagai objek dalam kehidupan sehari – hari, O’donel (1989 ) mengatakan bahwa anak usia prasekolah kelihatannya mempunyai enegri yang tak terbatas, mereka menyelidiki lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. c. Strategi pengembangan rasa ingin tahu aud rasa ingin tahu sangat penting dimiliki anak sejak dini. Untuk itu, orangtua seharusnya bisa memupuk sifat ini sejak dini guna merangsang kreativitas di masa depannya. Keinginan mengetahui berbagai hal dapat menjadi modal penting bagi anak-anak dalam menjalani masa depannya. Jika perasaan ingin tahu rendah, maka efek negatif pun akan tidak berkembang di kemudian hari. Untuk itu, tak ada salahnya bagi orangtua membantu anak-anak mereka dalam menumbuhkan rasa ingin tahunya agar mereka berkembang secara optimal karena anak yang memiliki rasakeingin tahuan yang tinggi akan memiliki kesempatan untuk memiliki pengalamn dan bahkan kepercayaan diri yang tinggi,disisi lain rasa keingin tahuan merupakan pondasi untuk sukses dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah pendidik dan orang tua harus memiliki strategi dalam mengembangkan rasa ingin tahu anak .Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan,dalam pengembangan rasa ingin tahu anak : 1. Mendorong bentuk perhatian mental, seperti kesadaran Sebagai orangtua bisa mengajarkan anak untuk mengamati segala sesuatu yang ada di sekitar. Cobalah ajak berjalan-jalan, lihatlah lingkungan sekitar, dan dengarkan semua suara yang bisa mereka dengar. 2. Memberi anak kesempatan untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan topik secara mendalam Orang tua bisa mendorong anak untuk berbicara tentang apa yang mereka pikirkan, dan biarkan mereka mengajukan banyak pertanyaan dan menarik kesimpulan sendiri. Misalnya, mendukung hobi anak . 3. Biarkan anak-anak bereksperimen Dengan melakukan eksperimen sendiri, rasa ingin tahu anak-anak akan tumbuh dengan sendirinya. Sebagai orangtua, tugas Anda hanya membantu untuk berpikir tentang pertanyaan dengan cara seluas mungkin. 4. Menyediakan program aktivitas yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak Dengan tersedianya aktivitas yang sesuai dengan minat anak dan kebutuhan anak akan menimbulkan kesenangan, kelkuan melakukan eksplorasi, investigasi aktifitas yang disediakan. Oleh karena itu ,pendidik perlu mengidentifikasi minat dan kebutuhan anak selanjutnya, pendidik merancang program kegiatan yang sesuai untuk merangsang rasa ingin tahu anak , program harus disesuaikan dengan perkembangan anak :  Menyediakan berbagai aktivitas materi tsb yang akan memuat perhatian anak dan meningkatkan kemandirian dan kesempatan membuat keputusan.  Mengusahakan anak untuk berpartisipasi dalam kelompok kecil atau dalam aktivitas sendiri.  Membantu membimbing anak yang mengalami kesulitan melakukan aktivitas dan memilih aktivitas yang disenangi anak  Menyediakan kesempatan terhadap anak melakukan inisiatif sendiri melakukan aktifitas. 5. Menyiapkan lingkungan yang merangsang rasa ingin tahu anak  Memperkenalkan keanehan atau sesuatu yang asing, mengherankan dan baru.  Menyediakan lingkungan yang memiliki pengaruh nyata terhadap lingkungan anak.  Menyediakan kesempatan kepada anak untuk menginfenstigasi minat individual mereka  Memberikan anak pilihan – pilihan dalam melakukan aktivitas dan  Menyediakan suatu admosfir yang baik agar anak dapat mengaajukan pertanyaan tanpa mereka takut untuk melakukan kesalahan. 6. Memelihara keselamatan anaka secara baik melalui pemberian gizi yang cukup sebab anak yang sehat akan bergairah , bersemangat mengekspresikan keingin tahuan mereka. 7. Menciptakan suasana yang aman , tentram dan akrab dengan anak, karena anak akan merasa diterima , diakui , diakrapi jika merasakan demikian sehingga anak dapat mengekspreskan rasa ingin tahunya. 8. Memberikan berbagai pengalaman materi yang banyak dan bervariasi kepada anak agar mereka lebih bebas memilih aktifitasnya . 9. Menediakan model orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi seperti : model orang yang suka menyelidiki, model dari buku , model dari teman sebaya ,dan model dari pendidik sendiri. Curtis (1998) mengatakan bahwa salah satu cara yang paling baik dalam mengembangankan rasa ingin tahu anak adalah melalui modeling diri mereka sendiri pada tingkah laku yang direspek orang dewasa. DAFTAR PUSTAKA Erlamsyah ,Pengmbangan Rasa Ingin Tahu Anak , Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan UNP Padang. Hurlock ,E. Elizabeth ( 1988 ). Perkembangan Anak Jilid 1( ahli bahasa oleh meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih ). Jakarta : Erlangga . Monks, FJAMP. Kooers ,dan Siti Rahayu Haditono . (1994). Psikologi Perkembangan .Yoyakarta : Gajah Mada University Press.

Cara Mengajari Anak Membaca Cepat dan Aman (By Kak Zepe Lagu Anak)



Cara Mengajari Anak Membaca Cepat  dan Aman

Banyak kalangan berpendapat bahwa pelajaran membaca tidaklah  pantas untuk diajarkan kepada anak di usia dini. Pelajaran membaca hanya layak diberikan kepada anak-anak tingkat Sekolah Dasar, bukan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-kanak. Karena dunia anak-anak adalah dunia  bermain, bukan melulu  berfokus pada memasukkan ilmu  ke dalam memori otak  anak. Karena dengan materi pelajaran yang terlalu berat,  anak-anak  bisa menjadi mudah stress dan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan dan ketrampilan mereka yang lain. Salah satu dilemma yang  sedang dihadapi pendidik PAUD dan TK adalah masih banyaknya Sekolah Dasar yang menjadikan kemampuan membaca sebagai  salah satu syarat  diterima atau  tidaknya  para siswa baru.



Sebagai  pencipta lagu anak-anak, saya  tergerak untuk membuat sesuatu  yang  saya harap berguna bagi anak-anak Indonesia, khususnya  dalam menghadapi  masalah boleh atau  tidaknya  anak usia dini mendapatkan materi pelajaran membaca. Lalu  tercetus sebuah ide dalam benak saya untuk menciptakan sebuah lagu yang berguna bagi  anak-anak usia dini, khususnya yang berhubungan dengan materi pelajaran membaca. Dengan diciptakannya  lagu ini,  bukan berarti saya setuju  atau mengijinkan anak-anak usia dini diberikan materi  pelajaran membaca.

Di  dalam lagu saya  ini, saya hanya ingin menyumbangkan salah  satu ide cara membaca yang aman. Karena dengan lagu ini,  anak-anak tidak hanya  belajar membaca,  namun juga merasakan keceriaan saat  bernyanyi. Atau sebaliknya,  anak-anak bukan hanya  akan merasa senang  dengan bernyanyi,  namun mereka juga akan mendapatkan sebuah pelajaran “cara membaca”.

Lirik  dari  lagu ini sebagai berikut:
A - K – U  KU AKU… B  -  I BI S  - A SA BISA B-A BA C-A CA BACA…
AKU BISA BACA…. (Lagu bisa didengarkan di SINI (LAGU "AKU BISA BACA")

Itu   hanyalah salah satu penggalan lirik yang terdapat di dalam lagu AKU BISA BACA. Dengan lirik  dan nada yang  ada di dalam lagu AKU BISA BACA, anda juga  bisa berkreasi  dengan menggunakan kata-kata  yang  lain. Misalnya: SAYA SUKA BOLA, BUKU  SAYA  BARU,  MATA SAYA DUA, dan  masih banyak kata-kata yang lain serta  bisa menjadi  lirik pengganti  dari  lagu  ciptaan saya  tersebut. Syarat  kata-kata  yang bisa anda pilih adalah memiliki  empat  huruf dan  dua suku  kata,  tiap  suku  kata memiliki  satu  huruf konsonan dan satu huruf vocal,  misalnya  KA, MU, BI, SA, RA,  SA, dll. Namun bisa juga  suku kata yang pertama  hanya menggunakan satu  huruf ( dan suku  kata  yang kedua harus  menggunakan dua huruf), misalnya  pada  kata AKU. Huruf “A” berdiri  sendiri  pada  suku  kata  pertama.

Saya  yakin,  metode membaca sambil bernyanyi adalah salah  satu  metode belajar membaca anak yang aman,  dan bisa digunakan oleh para pendidik anak usia dini dan orang tua. Sebenarnya masih banyak metode-metode mengajarkan anak membaca  yang lain. Namun memang  sangat  diperlukan kreatifitas.  Misalnya  dengan media dongeng,  menggambar, menari, dan lain-lain.

Dengan artikel ini, saya  hanya berharap kepada pihak  yang “mengijinkan” anak usia dini menerima pelajaran membaca menjadi  tahu pentingnya  kreatifitas dalam mengajarkan materi  pelajaran ini. Dan bagi  pihak yang sangat  anti terhadap  diijinkannya / diharuskannya anak-anak  menerima materi  pelajaran membaca menjadi  tahu,  bahwa masalah yang sebenarnya bukanlah boleh atau tidak,  namun semua tergantung  pada CARA  MENGAJARKAN. Karena  tidak ada salahnya  juga  anak-anak bernyanyi lagu ABC, hafal bentuk-bentuk huruf, bisa menulis  nama diri,  yang merupakan salah  satu  bagian dari materi  pelajaran membaca. Jadi marilah kita bersama, menggunakan kreatifitas  kita masing-masing, untuk menemukan metode-metode kreatif, yang bisa meringankan dan memudahkan anak untuk bisa membaca.

Belajar Usia Dini

Belajar membaca dan kecerdasan anak pada usia dini

Pada masa awal si kecil mulai menagih minta sekolah, ada wacana apakah harus anak bisa baca sebelum masuk SD?. Apakah mengajari membaca tugas guru kelas 1 SD? . Lalu mengapa di TK sekarang sudah mulai banyak anak yang bisa membaca?. Apakah tidak mubazir.
Sekarang ini semakin marak saja berbagai cara membuat anak genius. Metode-metode membuat anak bisa ini dan itu di usia dini juga terus dipasarkan. Dari metode Glenn Doman untuk anak belajar membaca, sampai Shichida Method yang katanya bisa bikin anak punya fotografis memori. Jangan salah, anak-anaknya disuruh belajar dari bayi lho! bahkan iklan di Shichida aja bilang bisa mulai dari umur 2 bulan!
Anak-anak mulai umur 2 tahun bersekolah di preschool plus yang belajarnya juga serius. Duduk di kursi dari dan dengan bahasa pengantar yang bilingual mulai dari latin sampai Mandarin. Di Kuala Lumpur  bahkan anak yang mau masuk SD harus udah bisa baca tulis. Lah..lalu apa fungsinya Sekolah Dasar ?
Bukankah TK itu taman kanak-kanak ?  Taman Bermain ? Tempat anak bermain. Fungsinya lebih ke arah perkembangan sosial dan emosional. Kalaupun ada sisi intelegensianya, bukankah lebih baik dilakukan tanpa paksaan?
Tapi karena diharuskan, mau nggak mau, orangtua nggak punya pilihan lagi. Anak tetap mesti diajarkan baca sebelum usia Sekolah Dasar. Di beberapa  preschool  Montessori pun akhirnya banyak yang terpaksa mengajarkan baca-tulis serius karena tuntutan itu, walaupun sistemnya lebih longgar, biasanya hanya ketika usianya 5 tahun keatas, atau murid masih diberi kebebasan untuk beristirahat ketika bosan.
Apakah anak perlu belajar membaca di usia dini ?



Ternyata dari banyak literatur justru sebaliknya. Tidak ada jaminan seseorang yang lebih dahulu bisa membaca akan lebih sukses di masa depan daripada mereka yang terlambat. Banyak tokoh sukses yang justru terlambat membaca. Di buku Right Brained Children in a Left Brained World disebutkan tokoh-tokoh seperti  Albert Einstein, George S. Patton, William Butler Yeats adalah mereka yang terlambat membaca. Anak2 di Rusia baru membaca di usia 7 tahun, tapi mereka sangat cerdas.
Dari beberapa informasi disebutkan bahwa syaraf mata anak balita belum siap untuk membaca, masih bersifat kontralateral (masih terbalik-balik), seperti antara b dan d. Karena itu resiko balita yang diajarkan  membaca untuk terkena kesulitan belajar (baca-tulis) nantinya lebih besar.
Informasi yang sama ada pada  buku Dr. Jalaludin Rahmat ‘ Cara otak belajar’. dikatakan bahwa waktu terbaik untuk belajar membaca sesuai dengan perkembangan otak justru pada usia sekolah dasar.
Tipe anak dalam belajar membaca
Mengajarkan membaca juga tentu ada tekniknya. Sebelum mulai mengajari membaca, lebih baik jika kita mengenali dulu bagaimana sebenarnya tipe berpikir anak kita. Banyak anak yang mengalami kesulitan membaca, padahal masalah sebenarnya ada di teknik mengajar.
a. Visual learner
Anak lebih cepat dan kuat hafalannya bila diajarkan dengan simbol yang menarik dan tegas.
Kemungkinan besar anak akan kesulitan belajar membaca di sekolah umum yang kebanyakan sistem KBM-nya (Kegiatan Belajar Mengajar)  tidak bersahabat dengan anak-anak visual learner. Padahal anak-anak visual learner adalah pembelajar cepat dan rata-rata memiliki ingatan yang kuat. Untuk mengajarinya membaca, justru kita harus memanfaatkan kekuatan visualnya. Pergunakan gambar-gambar dan logo. Ajak mereka untuk memvisualisasikan apa yang dibaca. Rata-rata anak visual learner dapat membaca sendiri tanpa diajari hanya dengan melihat. Secara otomatis mereka menghafal dan mempelajari pola.
b. Auditory-learner
Anak lebih cepat dan tertarik bila disampaikan dengan penyampaian kalimat  yang jelas keras dan berulang. Dan hal ini kini adalah mayoritas di dunia,yaitu  sistem fonetik
Sistem ini mengajarkan mengenal huruf lewat cara mengucapkannya, a=eh, b=beh, dsb.
Teorinya memang untuk cara pikir otak yang berbeda seharusnya digunakan teknik belajar yang berbeda pula, tetapi di dunia nyata hampir semua sekolah sekarang mengajarkan baca dengan sistem fonetik.
Tanamkan Budaya membaca
Yang penting untuk anak usia dini bukanlah mengajar membacanya, tetapi mengajarkan budaya membaca. Belum tentu anak yang bisa membaca lebih dahulu akan suka membaca.
penulis sendiri adalah early reader. Penulis  bisa membaca sebelum masuk TK, di usia 4 tahun bacaan  saya  sudah surat kabar. Anak sekarang lebih hebat lagi bisa hafal alfabet umur 1 tahun dan sekarang sudah baca kata-kata yang sering dia lihat lewat media visual seperti TV dan buku cerita.
Yang terjadi adalah, sebagai seorang visual learner, dia belajar sendiri. mulailah dari alfabet, dan membaca cerita bergambar,  karena sering diliatin gambar lengkap sama tulisannya di bawah. Jadinya dia tahu kata apple itu dibaca apple. tetapi jangan pernah memaksa anak, dibuat fun saja. karena bisa
Jadi sebenarnya dia belum bisa baca, cuma sekadar hafal.
Kenapa nggak sekalian aja terus diajarin? Stimulasi sih terus diberikan, karena kebanyakan anak adalah  late talker. Sekali lagi untuk tidak memaksa. Kalau anak  yang mulai, dia yang suka.ya dibiarkan saja , karena itu kan perkembangan .
Buat para ibu  yang harus mengajarkan anak belajar baca karena tuntutan sekolah.Selamat berjuang, tapi jangan lupa untuk Respect your child dan tidak memaksakan